Pages

Monday, November 18, 2013

“SOLUSI DOSA (2): OBYEKTIFITAS PENGAMPUNAN”

“SOLUSI DOSA (2): OBYEKTIFITAS PENGAMPUNAN”
Dosa tidak terhapus dengan perbuatan baik, ajaran agama, filsafat dan sebagainya seperti telah diuraikan pada tulisan yang lalu. Adam dan Hawa berdosa karena melanggar perintah Tuhan, bukan karena melakukan sebuah kejahatan (crime). Mereka telah berdosa sebelum kejahatan eksis. Kejahatan manusia mulai muncul setelah Adam dan Hawa dibuang ke luar taman Eden, ke bumi. Di sanalah manusia mulai melakukan kejahatan sebagai buah dosa. Jika hanya sekedar perbuatan jahat, maka dosa bisa dihentikan dengan cara berhenti melakukan kejahatan. Tetapi faktanya tidak demikian. Sebagai dosa warisan, maka semua orang sudah berdosa sejak awal meskipun seseorang tidak pernah melakukan kejahatan. Dosa dalam arti hakekat adalah melanggar perintah Tuhan, sedangkan dosa sebagai kejahatan adalah pelanggaran terhadap peraturan hukum dan hak-hak orang lain. Telah disebut bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah dosa manusia adalah PENGAMPUNAN.

Siapakah yang berwewenang mengampuni dosa manusia? Jawabnya sangat sederhana yaitu Tuhan. Semua orang tahu itu. Meskipun semua orang tahu bahwa Tuhanlah yang berhak mengampuni dosa, tetapi kebanyakan pengetahuan manusia bersifat subyektif dan tidak obyektif. Subyektifitas inilah yang membuat manusia salah memahami makna pengampunan. Obyektif tidaknya pengetahuan manusia senantiasa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan yang mahapenting ini: 1) Bagaimana cara Tuhan untuk mengampuni manusia. 2) Apa bukti bahwa Tuhan mengampuni dosa manusia? 3) Apa jaminan bahwa dosa manusia diampuni? Obyektifitas pengetahuan tergantung secara mutlak bagaimana seseorang menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Mari kita elaborasi pernyataan di atas dengan mengutip sebuah firman Tuhan yang berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Sebagai referensi ilahi, maka semua yang tertulis dalam Alkitab adalah kebenaran mutlak.

Pertanyaan pertama yaitu “bagaimana cara Tuhan mengampuni dosa manusia?” Ayat di atas mengatakan “Allah mengaruniakan Anak-Nya.” Kehadiran Anak-Nya yang tunggal di dunia ini adalah fakta sejarah, bukan khayal. Fakta ini jelas obyektif. Kedatangan Yesus ke dunia dan kemudian disalibkan adalah kehendak Allah bukan kehendak manusia. Dengan disalibnya Yesus maka tersedia korban penebus dosa. SALIB adalah cara Allah satu-satunya untuk mengampuni dosa manusia. Di sana Yesus disalibkan dengan luka-luka yang mengucurkan darah. Darah untuk pengampunan dosa. Oleh sebab itu penulis kitab Ibrani mengatakan: “... dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibr. 9:22). Oleh sebab itu terlalu naif manusia mengatakan Tuhan itu mahapengampun tetapi tidak mengerti bagaiman cara Tuhan mengampuni dosa. Tanpa mengetahui cara bagaimana dosa diampuni maka pengetahuan tersebut adalah subyektif.

Pertanyaan kedua, “apa bukti Tuhan mengampuni dosa?” Jawaban atas pertanyaan ini adalah KEMATIAN Yesus Kristus. KEMATIAN Yesus adalah bukti kasih Allah dan fakta bahwa dosa diampuni. Pengampunan tidak mungkin terjadi jika Yesus Kristus tidak MATI. Bukankah dosa telah mengakibatkan manusia harus MATI secara pisik dan rohani? Kematian tersebut bertujuan untuk membayar utang dosa setiap orang. Tetapi karena kasih yang tidak terbatas Yesus Kristus rela menggantikan manusia mati. Jika seseorang percaya kepada Yesus maka utang dosa orang itu telah dibayarkan lunas melalui kematian-Nya. Sangat naif pula pemahaman manusia yang mengatakan “Tuhan mahapengampun” tetapi tidak bisa menunjukkan bukti bahwa sudah terjadi pelunasan atas dosa tersebut. Ingat: dosa bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Dosa adalah utang yang menuntut pembayaran. Harga yang pas untuk membayar dosa adalah KEMATIAN. Kematian Yesus adalah harga untuk pelunasan hutang dosa. Tidak ada pengampunan tanpa kematian Yesus Kristus.

Pertanyaan ketiga, “apa jaminan dosa manusia diampuni?” KEBANGKITAN!
Kebangkitan Yesus dari KEMATIAN menjamin dosa semua orang percaya diampuni. Kebangkitan adalah bukti kemenangan Yesus terhadap dosa. Jika Yesus tidak bangkit maka mustahil terjadi kemenangan dan sia-sialah mempercayai Dia.Tetapi faktanya Dia bangkit dari kematian dan hidup kembali. Sekali lagi, kebangkitan-Nya menjadi jaminan bagi setiap orang percaya dosa-dosanya diampuni. Ketika orang-orang percaya mati, dan memang pasti mati, Tuhan akan membangkitkan mereka kembali untuk hidup kekal. Sedangkan orang-orang mati yang dosanya belum diampuni akan dibangklitkan juga BUKAN untuk menerima kemuliaan sorgawi tetapi hukuman dan kehinaan kekal di neraka.

Percaya akan adanya kebangkitan orang mati itu baik. Banyak orang percaya pada kebangkitan orang mati. Pertanyaannya, apakah kebangkitan itu akan membuat seseorang menerima kemuliaan kekal atau kehinaan kekal? Pertanyaan ini harus direnungkan baik-baik sementara masih hidup. Jika manusia sudah mati, yang tertinggal adalah penghakiman terakhir. Semua orang yang dosanya belum diampuni akan dibangkitkan untuk dihukum sedangkan mereka yang dosanya sudah diampuni akan hidup kekal bersama Tuhan di dalam kerajaan-Nya.

WARNING

Rom. 5:8-9:
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah (to be continued...)

0 komentar:

Post a Comment