“SOLUSI DOSA (1): PENGAMPUNAN”
Di dalam diri manusia tidak ada satupun yang bisa diharapkan untuk
melepaskan diri dari masalah dosa. Dosa yang menjadi sifat dasar manusia
tidak bisa dihapus dengan cara apapun.
Sebuah iliutrasi yang
memberi gambaran tentang keadaan manusia berdosa adalah seseorang
tercebur dalam sebuah kubangan lumpur hidup. Ketika seseorang tercebur
ke dalam lumpur hidup, maka orang itu tidak akan bisa menyelamatkan
dirinya sendiri. Cepat atau lambat orang itu pasti tenggelam. Semakin
kuat berusaha untuk keluar, maka akan semakin cepat dia tersedot ke
dasar kubangan. Yang dapat dia lakukan hanyalah berharap semoga ada
orang lewat untuk menolongnya. Jika kebetulan ada seorang pertapa berada
di tepi kubangan dan kemudian mulai memberi wejangan: “Hai,
sobat...engkau bisa keluar dari kubangan itu jika engkau berhasil
meniadakan dirimu sendiri dan mampu mengalahkan keinginan jahat dalam
dirimu....” Lalu seorang agamawan lewat pula dan mulai berkhotbah:
“Kawan...engkau bisa keluar dari kubangan itu jika engkau mentaati
aturan-aturan agama...berbuat baik, bersabar dan berdoalah kawan.
Ingatlah Tuhan senantiasa....” Kemudian ahli filsafat lewat pula dan
mulai berfilsafat: “Moralitas yang baik akan melepaskan engkau dari
lumpur hidup itu, teman...” Apakah wejangan-wejangan orang-orang
tersebut bisa melepaskannya dari kubangan lumpur hidup tersebut? TIDAK
BISA!!! Sayang, banyak orang menyampaikan harapan kosong seperti
ilustrasi di atas kepada manusia yang sudah jatuh dalam kubangan dosa.
Dari perspektif Allah, semua orang tanpa terkecuali, sudah jatuh ke
dalam kubangan lumpur dosa (Rom. 3:23). Bagaimana mungkin orang bernasib
sama, yaitu sama-sama berada di dalam lumpur dosa, bisa menyelamatkan
orang berdosa lain? Mustahil! Hanya figur tidak berdosalah yang mampu
menyelamatkan orang berdosa. Tetapi, adakah manusia yang menyatakan
dirinya tidak berdosa? Tidak ada, kecuali Yesus Kristus. Firman Tuhan:
“Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila
Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? (Yoh.
8;46). Dengan tegas Petrus berkata: “Ia (Yesus) tidak berbuat dosa, dan
tipu tidak ada dalam mulut-Nya” (1 Pet. 2:22). Penulis kitab Ibrani
juga mengatakan: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar
yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia (Yesus) telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa
(Ibr. 4:15).
Oleh sebab itu Alkitab mengatakan: “Ia akan
melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena
Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Mat. 1:21).
Ayat ini dengan jelas mengatakan Yesuslah yang menyelamatkan umat-Nya.
Itu berarti Yesus adalah Juruselamat! Ada perbedaan yang sangat mencolok
antara Penyelamat dan orang yang memberitakan jalan keselamatan. Banyak
nabi yang pernah lahir dan melayani di Israel, tetapi tidak seorang pun
di antara mereka disebut sebagai juruselamat. Mereka hanyalah penunjuk
jalan keselamatan, bukan juruselamat! Nabi-nabi itu sudah mati. Hal itu
menunjukkan keterbatasan dan ketidaksempurnaan mereka. Tetapi seorang
juruselamat tidak dikuasai kematian dan bahkan mengalahkan kematian itu.
Dan juruselamat itu adalah Yesus Kristus. Dialah yang telah
menaklukkan kematian dan memberi kehidupan. Orang-orang yang sudah mati
dan masih berada dalam kuburnya mustahil memberi kehidupan, oleh sebab
itu TIDAK LAYAK menjadi Juruselamat.
Jadi, hanya Yesuslah yang
boleh berada di sekitar “lumpur hidup” dosa dan semua orang sedang
berada di dalam kubangan dosa tersebut. Dialah satu-satunya figur yang
tidak tercebur ke dalam kubangan dosa. Dia tidak sekedar memberi
wejangan, ajaran agama, filsafat, moralitas, etika dan sebagainya.
Sebaliknya Dia telah bertindak dan melakukan aksi penyelamatan melalui
karya-Nya di kayu salib. Dosa tidak bisa diselesaikan dengan retorika.
Dosa menuntut pembayaran ril. Jika ada orang berfikir dosa bisa diampuni
hanya dengan berkata-kata saja, jelas hal itu omong kosong! Dosa tidak
mungkin terhapus begitu saja. Dosa tidak bisa dihilangkan dengan
timbunan perbuatan baik dan amal. DOSA HARUS DIBAYAR! Pembayaran yang
paling impas untuk dosa adalah dengan membayarkan nyawa orang berdosa
itu sendiri di dalam neraka kekal.
Tidak ada orang berdosa
mampu membayarkan nyawanya bagi orang berdosa lainnya. Mengorbankan
nyawa sendiri di dalam neraka hanya pas untuk membayar dosa diri
sendiri. Jadi jangan harapkan ada orang lain yang mau membayar dosa Anda
dengan mengorbankan nyawanya ganti nyawa Anda di neraka. Tetapi Yesus
Kristus telah melakukan hal itu. Yesus mati bukan untuk membayar
dosa-Nya. Bukankah Dia tidak berdosa sama sekali? Tidak ada utang
dosa-Nya yang harus Dia bayar. Justru Dia mati di kayu salib untuk
membayar utang dosa manusia. Dengan kematian-Nya, dosa manusia diampuni.
Tetapi hanya orang yang percaya kepada-Nya saja dosa-dosanya ditanggung
oleh Yesus Kristus. Sedangkan orang yang tidak percaya, dosanya tetap
ada. Dengan beriman kepada Yesus, semua orang berdosa yang dinyatakan
bersalah dan divonis dengan “pidana mati” dalam pengadilan sorgawi,
dinyatakan benar dan dilepaskan dari tuntutan pidana mati (bahasa hukum:
onslag). Oleh Yesus yang berkorban di kayu salib maka dosa dan
kesalahan setiap orang yang percaya kepada-Nya, diampuni dan dinyatakan
benar!
WARNING
Rom. 4:6-8:
Seperti juga Daud
menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan
perbuatannya:"Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan
kepadanya." (to be continued...)
0 komentar:
Post a Comment