“DOSA DALAM SKENARIO (4)”
Dari perspektif kebenaran, Alkitab menjelaskan bahwa seluruh umat
manusia dikelompokkan atas dua bagian. Pertama; bangsa Israel dan kedua;
bangsa-bangsa yang dipresentasikan oleh bangsa Yunani atau orang
“Yunani.” Bangsa Israel menjadi satu-satunya bangsa yang mengenal Tuhan
karena hanya kepada bangsa itulah diberikan hukum Taurat. Sedangkan
bangsa Yunani sebagai representasi bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Tuhan, tidak memiliki dan tidak hidup menurut hukum tersebut melainkan
berdasarkan hukum hati nurani.
Sebagai bangsa yang mempunyai
hukum-hukum Tuhan, seharusnya bangsa Israel bisa menjadi pelopor dan
pionir bagi Tuhan untuk membuat bangsa-bangsa asing mengenal Allah.
Ternyata mereka gagal. Mereka tidak menuruti dan bahkan menjadi
pelanggar hukum Taurat. Meskipun mereka mampu menjabarkan sepuluh
perintah Tuhan menjadi 613 peraturan, namun tidak satupun dari peraturan
itu mampu mereka lakukan secara benar. Mereka menjadi bangsa yang
sangat legalistis dan sombong. Mereka pikir, semakin banyak peraturan
yang dibuat, maka semakin rohani kehidupan. Padahal kenyataannya, semua
peraturan yang mereka buat, dilanggar seenaknya.
Mengapa
bangsa itu gagal mentaati Allah? Jawabnya karena dosa! Dosa yang menjadi
sifat dasar dan hakekat semua manusia, termasuk orang Israel, mustahil
membuat manusia mampu melakukan dan memenuhi tuntutan hukum Taurat yang
sifatnya kudus. Hukum Taurat itu kudus dan benar, tetapi manusia
terjual di bawah dosa. Maka, jelas manusia berdosa mustahil mampu
mentaati dan melakukan hukum Taurat. Orang Israel “Bak burung pungguk
merindukan bulan” atau “Ingin hati memeluk gunung, manalah mungkin
tangan tak sampai.” Sedangkan bangsa-bangsa hidup menurut hati nurani
yang sudah cemar dan tumpul sehingga terjebak dalam kekafiran dan
penyembahan berhala yang terlarang.
Asumsikan agama dan
seluruh ajarannya adalah baik dan benar. Orang berkata: “Tidak ada satu
agama pun yang mengajarkan kejahatan, melainkan kebaikan.” Tetapi
masalahnya terletak bukan pada ajaran-ajaran agama yang kudus dan luhur,
melainkan pada diri manusia itu sendiri. Manusialah yang tidak punya
kemampuan, kapasitas dan kualitas yang memadai untuk mentaati semua
tuntutan agama. Manusia bagaikan “burung pungguk” bagi semua ajaran
agama. Setiap penganut agama yang jujur pasti mengakui kebenaran ini dan
akan berkata: ”Saya tidak sanggup. Saya menyerah!” Seraya mengangkat
tangan setuju dengan saya akan berkata: “There must be something wrong
in human being.” Dan sesuatu yang salah itu adalah: DOSA!
WARNING
Rom. 3:9-18:
Jadi bagaimana? Adakah kita (orang Yahudi) mempunyai kelebihan dari
pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik
orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa
dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang
mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak
berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan
mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir
mereka mengandung bisa. Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. kaki
mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka
tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa
takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." Bukankah semua tuduhan ini
terindikasi dalam diri dan hidup manusia? (to be continued...)
0 komentar:
Post a Comment