Pages

Monday, November 18, 2013

“DOSA DALAM SKENARIO (4)”

“DOSA DALAM SKENARIO (4)”
Dari perspektif kebenaran, Alkitab menjelaskan bahwa seluruh umat manusia dikelompokkan atas dua bagian. Pertama; bangsa Israel dan kedua; bangsa-bangsa yang dipresentasikan oleh bangsa Yunani atau orang “Yunani.” Bangsa Israel menjadi satu-satunya bangsa yang mengenal Tuhan karena hanya kepada bangsa itulah diberikan hukum Taurat. Sedangkan bangsa Yunani sebagai representasi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, tidak memiliki dan tidak hidup menurut hukum tersebut melainkan berdasarkan hukum hati nurani.

Sebagai bangsa yang mempunyai hukum-hukum Tuhan, seharusnya bangsa Israel bisa menjadi pelopor dan pionir bagi Tuhan untuk membuat bangsa-bangsa asing mengenal Allah. Ternyata mereka gagal. Mereka tidak menuruti dan bahkan menjadi pelanggar hukum Taurat. Meskipun mereka mampu menjabarkan sepuluh perintah Tuhan menjadi 613 peraturan, namun tidak satupun dari peraturan itu mampu mereka lakukan secara benar. Mereka menjadi bangsa yang sangat legalistis dan sombong. Mereka pikir, semakin banyak peraturan yang dibuat, maka semakin rohani kehidupan. Padahal kenyataannya, semua peraturan yang mereka buat, dilanggar seenaknya.

Mengapa bangsa itu gagal mentaati Allah? Jawabnya karena dosa! Dosa yang menjadi sifat dasar dan hakekat semua manusia, termasuk orang Israel, mustahil membuat manusia mampu melakukan dan memenuhi tuntutan hukum Taurat yang sifatnya kudus. Hukum Taurat itu kudus dan benar, tetapi manusia terjual di bawah dosa. Maka, jelas manusia berdosa mustahil mampu mentaati dan melakukan hukum Taurat. Orang Israel “Bak burung pungguk merindukan bulan” atau “Ingin hati memeluk gunung, manalah mungkin tangan tak sampai.” Sedangkan bangsa-bangsa hidup menurut hati nurani yang sudah cemar dan tumpul sehingga terjebak dalam kekafiran dan penyembahan berhala yang terlarang.

Asumsikan agama dan seluruh ajarannya adalah baik dan benar. Orang berkata: “Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kejahatan, melainkan kebaikan.” Tetapi masalahnya terletak bukan pada ajaran-ajaran agama yang kudus dan luhur, melainkan pada diri manusia itu sendiri. Manusialah yang tidak punya kemampuan, kapasitas dan kualitas yang memadai untuk mentaati semua tuntutan agama. Manusia bagaikan “burung pungguk” bagi semua ajaran agama. Setiap penganut agama yang jujur pasti mengakui kebenaran ini dan akan berkata: ”Saya tidak sanggup. Saya menyerah!” Seraya mengangkat tangan setuju dengan saya akan berkata: “There must be something wrong in human being.” Dan sesuatu yang salah itu adalah: DOSA!

WARNING
Rom. 3:9-18:
Jadi bagaimana? Adakah kita (orang Yahudi) mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." Bukankah semua tuduhan ini terindikasi dalam diri dan hidup manusia? (to be continued...)

0 komentar:

Post a Comment