Pages

Sunday, November 17, 2013

"PENGHUKUMAN KEKAL. APA ITU?"

"PENGHUKUMAN KEKAL. APA ITU?"
Satu-satunya khabar yang disebut baik secara mutlak di sorga dan di bumi adalah berita Injil. Injil adalah seluruh karya Yesus selama Dia berada di bumi ini yang berpuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya. Kematian-Nya menjadi satu-satunya cara untuk meyelesaikan masalah dosa. Sedangkan dosa merupakan kondisi yang membuat manusia terpisah dari Allah. Konsekuensinya ialah kebinasaan atau kematian kekal sebagai penghukuman yang harus diterima semua orang berdosa (Rom. 6:23). Jadi problem dosa dan akibatnya bukanlah ecek-ecek tetapi masalah yang paling serius di kolong langit. Sedihnya, tidak seorang pun manusia mampu mengatasi dosa itu.

Sedahsyat apakah penghukuman yang pasti diterima orang berdosa? Banyak orang berusaha menjawab baik secara bercanda maupun serius. Bahkan tidak sedikit orang yang tidak mempercayai realitas neraka sebagai tempat penghukuman kekal. Mereka yang tidak perduli kehidupan kekekalan, sambil bercanda mereka berkata: "Ah...tidak ada neraka. Kalaupun ada, di sana banyak artis cantik dan tampan yang bisa menghibur..." Ada pula yang berkata: "Neraka memang ada, tetapi orang yang masuk ke dalamnya masih diberi kesempatan untuk keluar bila masa penghukuman sudah berakhir..." Ada banyak pendapat, tetapi tidak satupun pendapat manusia itu layak dipercaya dan dijadikan pegangan. Pemahaman manusia akan neraka dan penghukuman sangat minim dan kebanyakan sifatnya mitos dan jauh dari kebenaran. Dengan demikian mereka sedang menjudikan keselamatan dan dalam perjudian itu manusia pasti kalah!

Hati-hatilah terhadap pemahaman Anda. Mempercayai dan mengikuti pemahaman yang salah tentang penghukuman dan neraka, beresiko sangat berat dan dahsyat. Tidak akan pernah ada kesempatan kedua. Dalam kekekalan tidak ada lagi detik-detik waktu. Oleh sebab itu Anda dan saya perlu memahami tentang neraka dan penghukuman menurut kebenaran. Satu-satunya kebenaran yang memberi penjelasan tentang neraka dan penghukuman adalah Alkitab (bersambung...).

0 komentar:

Post a Comment