Pages

Tuesday, December 3, 2013

"DAN SEGALA LIDAH MENGAKU...

"DAN SEGALA LIDAH MENGAKU..."
 Dalam mazmur yang ditulisnya, Raja Daud menyatakan pandangan teologisnya tentang Allah. Dengan sangat indah dan tepat dia berkata: "Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu mengatasi langit" (Maz. 8:2). Raja Daud melihat keagungan atau kebesaran Allah melebihi bumi dan bahkan alam semesta. Dia mengenali transendenalitas Allah yang tidak terjangkau oleh apapun.

Tetapi tiba-tiba Daud mengalihkan perhatiannya kepada manusia. Kontras dengan itu, dia melihat manusia sangat kecil jika dibandingkan dengan alam semesta sehingga dia berkata:

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: Apakah manusia sehingga engkau mengindahkannya? (Maz. 8:4-5).

Dari ayat ini kita juga bisa melihat pandangan Daud mengenai manusia. Manusia inferior terhadap alam semesta. Alam semesta inferior terhadap Allah. Kesimpulannya, manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan Tuhan. Tidak tahu diri jika manusia menganggap diri besar, mulia dan istimewa. Orang sombong seperti itu pasti masih berada di balik tempurung dan memaknai manusia dari suput pandang manusia pula.

Teologi tentang manusia benar jika sama seperti Daud bisa melihat dan menyadari betapa kecilnya manusia. Teologi Kristen tentang manusia dibangun atas dasar kebenaran ini untuk menyatakan ketergantungan mutlak manusia kepada Allah.

Apa lagi yang bisa dipahami dari pernyataan Daud sebagai kebenaran menurut mazmur tersebut? Bacalah ayat selanjutnya:

Namun Engkau membuatnya hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu: segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya... (Maz. 8:6-7).

Perhatikan kata "Engkau telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat..." (Ay. 6b). Kemuliaan dan kehormatan siapakah yang dimaksudkan di sini? Jelas kemuliaan dan kehormatan Allah. Sebuah status yang hanya dimiliki Allah. Kemuliaan Allah adalah Kristus. Jadi, manusia hanya berarti, mulia dan hormat jika memiliki Kristus.

Boleh saja manusia mempunyai pengertian tentang "kemuliaan" dan "kehormatan" menurut pandangannya tetapi kebenaran dengan jelas mengatakan bahwa kemuliaan Allah adalah Kristus.

Bagaimana kita bisa mengerti Yesus Kristus sangat dimuliakan Allah? Bukankah di atas telah disebutkan bahwa manusia itu kecil, lemah dan sangat terbatas? Tetapi dengan segala resiko dari keterbatasan manusia, Allah rela berinkarnasi menjadi manusia. Allah menjadi manusia di dalam diri Yesus yang terkungkung dengan realitas manusia yang sangat terbatas. Apa artinya? Di tengah-tengah banyaknya manusia ingin jadi Allah dengan mengagung-agungkan dirinya, tetapi Allah telah menempuh jalan penuh resiko menjadi manusia yakni Yesus Kristus. Paulus mengatakan:

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tidak menganggap kesetaraan itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Fil. 2:5-11).

Dengan sangat indah Paulus menjelaskan Yesus adalah Allah melalui sebuah proses kristologis. Dibutuhkan proses kristologi untuk mengakui dan mempercayai ke-Tuhanan Yesus Kristus. Perhatikan kalimat "Allah sangat meninggikan Dia (Yesus). Sebuah pernyataan yang sangat sulit atau bahkan mustahil bisa dipahami oleh manusia. "Allah meninggikan Yesus," bukankah itu paradoks dan misteri? Paradoks artinya di luar jangkauan pemahaman manusia, sedangkan misteri artinya tersembunyi dari intelektualitas manusia. Jadi kalau ada orang yang berkomentar mengenai Yesus dengan pemahaman manusiawinya, maka kesesatanlah yang dipahami.

Dengan mengerti pernyataan raja Daud dalam mazmur yang ditulisnya ini, maka sebagai orang percaya kita mengerti pertama; Allah yang benar adalah Allah yang transenden, kedua; Allah yang benar adalah yang telah jadi manusia atau imanen atau imanuel, ketiga; manusia sangat inferior dibanding alam semesta dan Tuhan, keempat; tetapi manusia menjadi mulia dan terhormat oleh karena mempercayai Yesus Kristus karena Dia adalah kemuliaan Allah. Dan kemuliaan itulah yang dianugerahkan kepada semua orang percaya. Bersyukurlah kepada Allah jika Anda dan saya dipilih-Nya dengan menghiasi kita dengan Kristus. Di dalam Yesus kita tidak lagi inferior dan bukan pula superior, tetapi berharga di mata Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment